Perjalanan Ki Barak Panji dan para pengikutnya dari Istana Gelgel menuju Den Bukit (Bali Utara) sekitar tahun 1568, setelah menembus hutan belantara dan cuaca dingin, akhirnya tiba pada suatu tempat yang agak mendatar. Pada tempat itulah mereka sejenak melepaskan lelah, sembahyang memohon keselamatan perjalan, dan menikmati santapan berupa ketupat yang mereka bawa. Sri Luh Pasek, ibunda Ki Barak Panji, yang turut serta dalam rombongan, kemudian memerciki tirta 'air suci' kepada seluruh rombongan. Untuk mengenang perjalanan ini, belakangan tempat itu diberi nama Yeh Ketipat.
Setibanya Rombongan Ki Barak Panji di Desa Gendis, keadaan saat itu sangatlah kacau. Desa Gendis yang dipimpin oleh Ki Pungakan Gendis, berperilaku tidak terpuji, tidak menghiraukan penduduknya, dan gemar bermain judi terutama sabungan ayam, sehingga dibenci rakyatnya. Dalam pertempuran akhirnya Ki Pungakan Gendis gugur ditangan Ki Barak Panji. Desa Gendis selanjutnya dipimpin oleh Ki Barak Panji dengan adil dan bijaksana sehingga dicintai rakyatnya. Secara bulat mereka mendaulat beliau menjadi Raja, yang kemudian dinobatkan dengan gelar Ki Gusti Ngurah Panji Sakti. Kota Gendis dan Kahyangan Pura Bale Agung suatu ketika di pindahkan ke Utara Desa Panji. Pada tempat yang baru Baginda mendirikan istana lengkap dengan Kahyangan Pura Bale Agungnya.
Pada sekitar tahun 1584 Masehi, untuk mencari tempat yang lebih strategis maka pusat pemerintahan dipindahkan kesebelah utara Desa Sangket. Pada tempat yang baru inilah Baginda selalu bersuka ria bersama rakyatnya sambil membangun dan kemudian tempat yang baru ini di beri nama Sukasada yang artinya selalu bersuka ria.
Untuk lebih memperkuat dalam mempertahankan daerahnya, Ki Gusti Ngurah Panji Sakti membentuk pasukan yang di sebut Truna Goak di Desa Panji. Pasukan ini dibentuk dengan mengadopsi seni permainan burung gagak, yang dalam bahasa Bali disebut magoak-goakan. Dari permainan ini akhirnya terbentuk Pasukan Truna Goak yang berjumlah 2000 orang, yang terdiri dari para pemuda perwira berbadan tegap, tangkas, serta memiliki moral yang tinggi, dipimpin oleh Ki Gusti Tamblang Sampun dan wakilnya Ki Gusti Made Batan.
Pada suatu ketika Ki Gusti Ngurah Panji Sakti beserta putra-putra memimpin pasukan Truna Goak menyerang Blambangan. Dalam pertempuran ini Blambangan takluk dan Raja Blambangan gugur di medan perang. Namun dalam pertempuran ini ditebus dengan kehilangan seorang putra Baginda bernama Ki Gusti Ngurah Panji Nyoman, mengakibatkan Baginda Raja selalu nampak bermuram durja. Hanya berkat nasehat-nasehat Pandita Purohito, akhirnya kesedihan Baginda dapat terlupakan.
Pada tahun 1604 Masehi atau Candrasangkala 6251, Ki Gusti Ngurah Panji Sakti memerintahkan rakyatnya membabat tanah untuk mendirikan sebuah istana di atas padang rumput alang-alang, yakni lahan tempat pengembala ternak, dimana ditemukan orang-orang menanam buleleng. Pada ladang Buleleng itu Baginda melihat beberapa buah pondok-pondok yang berjejer memanjang. Di sanalah beliau mendirikan istana yang baru, yang menurut perhitungan hari sangat baik pada waktu itu, jatuh pada tanggal 30 Maret 1604.
Istana Raja yang baru dibangun itu disebut Singaraja untuk mengenang keperwiraan Raja Ki Gusti Ngurah Panji Sakti tak ubahnya seperti Singa. Hari lahirnya Kota Singaraja pada tanggal 30 Maret 1604 yang bersumber pada sejarah Ki Gusti Ngurah
Panji Sakti, sedangkan nama Buleleng adalah nama asli jagung gambal atau jagung gambah yang banyak ditanam oleh penduduk pada waktu itu.
Kabupaten Buleleng kini terdiri dari 9 Kecamatan, yaitu Kecamatan Buleleng, Kecamatan Sukasada, Kecamatan Sawan, Kecamatan Kubutambahan, Kecamatan Banjar, Kecamatan Seririt, Kecamatan Busungbiu, Kecamatan Gerokgak, dan Kecamatan Tejakula. (sumber: Website Pemkab Buleleng dan lainnya ).
Pantai Singaraja |
Pada sekitar tahun 1584 Masehi, untuk mencari tempat yang lebih strategis maka pusat pemerintahan dipindahkan kesebelah utara Desa Sangket. Pada tempat yang baru inilah Baginda selalu bersuka ria bersama rakyatnya sambil membangun dan kemudian tempat yang baru ini di beri nama Sukasada yang artinya selalu bersuka ria.
Permandian Air Sanih |
Pada suatu ketika Ki Gusti Ngurah Panji Sakti beserta putra-putra memimpin pasukan Truna Goak menyerang Blambangan. Dalam pertempuran ini Blambangan takluk dan Raja Blambangan gugur di medan perang. Namun dalam pertempuran ini ditebus dengan kehilangan seorang putra Baginda bernama Ki Gusti Ngurah Panji Nyoman, mengakibatkan Baginda Raja selalu nampak bermuram durja. Hanya berkat nasehat-nasehat Pandita Purohito, akhirnya kesedihan Baginda dapat terlupakan.
Pada tahun 1604 Masehi atau Candrasangkala 6251, Ki Gusti Ngurah Panji Sakti memerintahkan rakyatnya membabat tanah untuk mendirikan sebuah istana di atas padang rumput alang-alang, yakni lahan tempat pengembala ternak, dimana ditemukan orang-orang menanam buleleng. Pada ladang Buleleng itu Baginda melihat beberapa buah pondok-pondok yang berjejer memanjang. Di sanalah beliau mendirikan istana yang baru, yang menurut perhitungan hari sangat baik pada waktu itu, jatuh pada tanggal 30 Maret 1604.
Pura Yeh Ketipat |
Panji Sakti, sedangkan nama Buleleng adalah nama asli jagung gambal atau jagung gambah yang banyak ditanam oleh penduduk pada waktu itu.
Kabupaten Buleleng kini terdiri dari 9 Kecamatan, yaitu Kecamatan Buleleng, Kecamatan Sukasada, Kecamatan Sawan, Kecamatan Kubutambahan, Kecamatan Banjar, Kecamatan Seririt, Kecamatan Busungbiu, Kecamatan Gerokgak, dan Kecamatan Tejakula. (sumber: Website Pemkab Buleleng dan lainnya ).
Pura
Pura Desa; Pura Dalem; Pura Jagatnata; Pura Klentingsari ; Pura Pulaki; Pura Pabean Pulaki; Pura Melanting Pulaki; Pura Kertakawat; Pura Yeh Ketipat; Pura Beji; Pura Ponjokbatu; Pura Maduwe Karang.Perizinan:
Jenis-jenis Perizinan yang diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Buleleng Nomor 2 Tahun 2012 adalah sebagai berikut :
1. Izin Gangguan; 2. Izin Mendirikan Bangunan ( IMB ); 3. Izin Usaha Penyelenggaraan Anggkutan; 4. Izin Trayek; 5. Izin Usaha Perikanan; 6. Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol; 7. Surat Izin Usaha Perdagangan MinumanBeralkohol (SIUP-MB); 8. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP); 9. Izin Usaha Industri (IUI); 10. Tanda Daftar Perusahaan (TDP); 11. Izin Bengkel Umum Kendaraan Bermotor; 12. Izin Usaha Pemotongan Hewan dan PenyediaanDaging; 13. Izin Usaha Obat Hewan; 14. Izin Usaha Pertambangan; 15. Izin Usaha Jasa Kontruksi (IUJK); 16. Izin Reklame; 17. Izin Pengadaan dan Pembelian Daun TembakauHijau dan Tembakau Krosok; 18. Izin Operasional Penggilingan Padi dan Penyosohan Beras; 19. Izin Lokasi; 20. Izin Penimbunan Bahan Bakar Minyak; 21. Izin Pemanfatan Air Tanah; 22. Izin Pengangkutan Kayu Rakyat; 23. Izin Praktek di Bidang Kesehatan; 24. Izin Penerbitan Sertifikat Kapal (paskecil); 25. Izin Usaha Rumah Kos; dan 26. Izin Usaha Sarang Burung Walet.