Pura Maduwe Karang


Letak

Pura Maduwe Karang terletak di Desa Kubutambahan Kabupaten Buleleng, sekitar 12 kilometer di sebelah Timur Kota Singaraja.

Sekilas Sejarah

Pura Maduwe Karang dibangun pada abad ke 19 atau pada tahun 1890 oleh para migrasi dari Desa Bulian, salah satu desa tua di sebelah selatan desa kuutambahan. Karena Pura ini telah dibuat jauh sebelum kemerdekaan Indonesia, sudah banyak wisatawan asing yang mengetahui keberadaan Pura tersebut.

Pura Maduwe Karang merupakan salah satu wisata di pulau dewata yang bertemakan sebuah pura. Apabila di telaah dari nama puranya, Maduwe Karang artinya adalah Pemilik Lahan. Sesuai dengan fungsi pura tersebut adalah sebagai pemujaan untuk mengharapkan kesuburan lahan yang diolah oleh masyarakat setempat.

Menurut sejarah,  Lingkungan Pura ini merupakan salah satu lingkungan pura di Bali yang sudah dikenal wisatawan mancanegara sebelum Perang Dunia Kedua. Hal ini di karenakan ketika para wisatawan ingin kembali ke negara asalnya, mereka akan berwisata terlebih dahulu ke dalam pura maduwe karang sambil menggu bis yang akan datang untuk mengangkut mereka menuju pelabuhan.

Relief  Yang Unik
Dari beberapa relief yang ada, terdapat Dewi Durga dalam manifestasinya sebagai Rangda, dalam posisi duduk dengan kedua lututnya terbuka lebar sehingga alat kelaminnya jelas terlihat. Sedangkan tangan kanannya diletakkan di atas kepala seorang anak kecil yang berdiri di sebelah lututnya, kaki kanannya diletakkan di atas binatang bertanduk yang sedang berbaring. Tokoh ini dimaksudkan untuk menggambarkan Durga sebagai Mahisasuramandini yaitu tokoh pemusnah kerbau jahat raksasa. Pada bagian lain dari dinding lingkungan Pura Maduwe Karang juga terdapat pahatan seorang penunggang kuda terbang dan pahatan Astimuka yang menyatakan bahwa tokoh yang dilukiskan ini sama dengan lukisan Sang Sang Gana (Ganesha) yaitu dewa yang berbentuk muka gajah.

Ada pula Patung yang berdiri di tengah-tengah memperlihatkan Kumbakarna yang sedang berkelahi dan dikeroyok oleh kera-kera laskar Sang Sugriwa. Yang unik, pada bagian dinding di sebelah utara terdapat ukiran relief orang naik sepeda yang roda belakangnya terdapat daun bunga tunjung.  




No comments:

Post a Comment